Pages

Jumat, 10 Desember 2010

Hari Nasional Untuk Keaneka Ragaman Hayati

Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati atau Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia (The International Day for Biological Diversity; IBD) merupakan salah satu hari perayaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kecintaan seluruh penduduk bumi terhadap keanekaragaman hayati atau biodiversitas (biodiversity). The International Day for Biological Diversity diperingati setiap tanggal 22 Mei.mau tau selengkapnya.....


Pada Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati tahun 2010 tema yang digunakan adalah “Keanekaragaman Hayati, Pembangunan dan Pengentasan Kemiskinan” (Biodiversity, Development and Poverty Alleviation).

Hari Keanekaragaman Hayati (biodiversitas) tahun 2010 yang diperingati pada 22 Mei 2010 semakin terasa bermakna karena bertepatan dengan penetapan tahun 2010 sebagai Tahun Internasional Keanekaragaman Hayati yang dicanangkan PBB. Hari Keanekaragaman Hayati (biodiversitas) tahun 2010 juga sejalan dengan yang akan pertemuan para pihak tentang keanekaragaman hayati (Conference of the Party Convention on Biological Diversity; COP CBD) 2010 yang akan dilaksankan dilaksanakan pada 11-28 Oktober 2010 di Nagoya Jepang.

Sejarah Hari Keanekaragaman Hayati. Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati (The International Day for Biological Diversity) diperingati pertama kali pada tanggal 29 Desember 1993 berdasarkan penetapan Komite Kedua Majlis Umum PBB pada tahun 1993. Penetapan tanggal 29 Desember sebagai Hari Keanekaragaman Sedunia bertepatan dengan pelaksanaan Konvensi Tentang Kenaekaragaman Hayati (COP- Convention on Biological Diversity).

Namun pada Deseber 2000, PBB mengadopsi tanggal 22 Mei sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati (The International Day for Biological Diversity). Hal ini berkaitan dengan banyaknya negara yang kesulitan untuk merencanakan dan melaksanakan Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati pada tanggal 29 Desember mengingat bertepatan dengan liburan akhir tahun.

Tanggal 22 Mei 1992 merupakan tanggal pengesahan Teks Kesepakatan Keanekaragaman (Nairobi Final Act of the Conference for the Adoption of the Agreed Text of the Convention on Biological Diversity). Pertemuan di Nairobi, Kenya yang berlangsung pada tanggal 11-22 Mei 1992 merupakan pertemuan terakhir sebelum pelaksanaan United Nations Conference on Environment and Development (3-14 Juni 1992) yang menghasilkan UN Convention on Biological Diversity (Konvensi Keanekaragaman Hayati).

Semoga Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati (The International Day for Biological Diversity) dengan berbagai liku sejarah dan pelaksanaannya ini mampu menumbuhkan kecintaan seluruh manusia bumi terhadap biodiversitas (keanekaragaman hayati) di bumi.

Referensi: www.cbd.int/idb; www.biodiversity.

Kokoleceran Flora Misterius Dari Ujung Kulon

Kokoleceran adalah maskot provinsi Banten yang merupakan salah satu tanaman endemik Banten yang dipercaya hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon. Saya tidak membahas kokoleceran yang berupa permainan tradisional dengan baling-baling bambu. Tetapi kokoleceran yang merupakan tanaman langka bernama ilmiah Vatica bantamensis, yang menjadi flora identitas provinsi Banten namun keberadaannya sangat misterius.


Saya sendiri belum sekalipun melihat tumbuhan ini. Mungkin sobat-sobat lainpun sama dengan saya. Bahkan ketika saya googling untuk menelusuri tumbuhan bernama Kokoleceran ini, saya pun musti gigit jari. Jangankan wikipedia Indonesia, wikipedia berbahasa Inggris saja hanya mempunyai artikel dengan satu kalimat “Vatica bantamensis is a species of plant in the Dipterocarpaceae family. It is endemic to Indonesia.”


Ketika saya mengunjungi situs resmi iucn, saya hanya mendapati bahwa Kokoleceran (Vatica bantamensis) termasuk dalam status konservasi “Endangered” (Terancam Punah). Tidak banyak yang saya dapatkan selain ‘penjelasan’: “Needs Updating” lantaran data tentang Kokoleceran ditulis berdasarkan data tahun 1998, 12 tahun yang silam.

Sedikit Mengenal Kokoleceran. Kokoleceran merupakan pohon yang mampu mencapai tinggi hingga 30 m. Pada bagian batang yang muda memiliki bulu-bulu halus dan lebat. Daun Kokoleceran menjorong atau melanset, dengan tangkai daun yang panjangnya mencapai 2.2 cm. Perbungaannya malai dan terdapat di ujung daun atau di ketiak daun. Bunga kokoleceran panjangnya mencapai 7 cm. Buah tanaman endemik ini agak bulat dan mempunyai tangkai yang pendek sekitar 5 mm panjangnya. Pada buahnya terdapat biji yang berdiameter mencapai 1 cm.

Pohon Kokoleceran (Vatica bantamensis) merupakan tanaman endemik yang hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon. Cara perkembangbiakan pohon misterius ini adalah dengan biji. Tanaman ini berkerabat dekat dengan Resak Hiru (Vatica rassak) Yang batangnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan pembuatan kapal.

Populasi tumbuhan yang menjadi flora identitas provinsi Banten ini sampai sekarang masih misterius dan tidak diketahui dengan pasti. Yang pasti IUCN Redlist memasukkan Kokoleceran (Vatica bantamensis) dalam status konservasi “Terancam” (EN; Endangered).

Sobat Pernah Melihat?. Mungkin sobat (utamanya yang berada di daerah Banten dan Jawa Barat) mungkin pernah melihat atau bahkan menanam pohon misterius ini bisa sedikit sharing dengan saya. Termasuk jika sobat memiliki foto atau gambar Sang Kokoleceran (Vatica bantamensis) ini. Masa sebuah maskot yang mencerminkan identitas sebuah masyarakat satu provinsi tidak kita kenal dengan baik?

Rasanya sungguh tidak nyaman dan membuat penasaran jika hanya mengetahui namanya saja tanpa mengenal ciri-ciri, identifikasi, gambar, maupun populasi tanaman ini.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Filum: Tracheophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malvales; Famili: Dipterocarpaceae; Genus: Vatica; Species: Vatica bantamensis; Binomial name Vatica bantamensis (Hassk.) Benth. & Hook.ex Miq.

Daun Sang, Tanaman Unik Panjang Daunnnya 6M

Daun Sang merupakan tanaman unik Indonesia. Tumbuhan Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini mempunyai ukuran daun yang sangat besar mencapai 6 meter. Lebar daunnya mencapai 1 meter. Sayangnya hanya sedikit saja yang mengetahui keberadaan tanaman unik daun sang ini.


Daun Sang oleh beberapa kalangan (termasuk Kementerian Kehutanan RI) diklaim sebagai tanaman endemik Sumatera, Indonesia yang hanya bisa ditemui di kawasan Aras Napal, Besitang. Sebuah wilayah di Kabupaten Langkat yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Namun dari beberapa referensi yang saya dapat, Daun sang yang unik ternyata juga bisa ditemui di Thailand, Malaysia, Serawak, Kalimantan bagian barat dan Sumatera, Indonesia.

Daun sang merupakan salah satu dari 4 spesies anggota genus Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Daun Sang merupakan anggota famili Arecaceae (Pinang-pinangan atau Palem). Tanaman Daun Sang yang mempunyai nama ilmiah Johannestijsmania altifrons, disebut juga sebagai Daun Payung Sal, Sal (Malaysia), Bang Soon (Thailand), Joey Palm, Diamond Joey Palm, Umbrella Leaf Palm (Inggris).

Nama ilmiah daun sang diambil dari nama Profesor Teijsman (Elias Teymann Johannes) seorang ahli botani dari Belanda yang pertama kali menemukan genus tanaman unik ini di pedalaman Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.

Ciri-ciri Daun Sang. Tumbuhan unik daun sang (Johannestijsmania altifrons) merupakan anggota palmae atau palem (arecaceae). Ciri khas tanaman unik ini mempunyai daun berbentuk berlian dengan ukuran mencapai panjang 6 meter dan lebar 1 meter, meskipun rata-rata yang ditemui hanya sepanjang 3 meter.

Daun dari tumbuhan unik daun sang langsung menyembul dari tanah karna batang tanaman unik ini hanya pendek dan biasanya tersembunyi di tanah. Daun tanaman bernama ilmiah Johannestijsmania altifrons ini bergerigi pada tepinya.

Daun sang termasuk tumbuhan yang tidak tahan terhadap sinar matahari langsung sehingga tanaman unik ini lebih sering ditemukan hidup di bawah naungan pepohonan. Daun sang (Johannestijsmania altifrons) hidup secara berkelompok membentuk rumpun namun penyebarannya sangat terbatas.

Perkembangbiakan tanaman unik daun sang lebih banyak berasal dari dari anakan ketimbang dari bijinya yang tertutup oleh kulit tebal yang berbentuk bulat dan bergigi.


Karena ukuran dan daunnya yang kuat, masyarakat setempat dahulu memanfaatkan daun sang yang unik sebagai atap rumah. Bahkan hingga sekarang banyak masyarakat di Besitang, Langkat yang menggunakan daun sang (Johannestijsmania altifrons) untuk membuat atap gubuk di ladang-ladangnya.

Untuk membuat atap dari daun sang yang unik ini tidak sulit, hanya tinggal mengambil setiap helai daun, dan memotongnya mulai dari pangkalnya untuk menghindari daun yang terbelah-belah. Selanjutnya tinggal menjemur helai demi helai daun sang. Jika cuaca cukup terik, dalam 5 hari daun sudah mengering. Setelah daun sang kering tinggal merajutnya menjadi atap. Atap yang terbuat dari tumbuhan berdaun unik ini akan bertahan hingga bertahun-tahun.

Seiring meningkatnya deforestasi hutan, kebakaran hutan, dan pembukaan lahan sehingga tanaman-tanaman bertajuk besar yang menjadi naungan pohon unik daun sang berkurang. Ini mengakibatkan sinar matahari langsung menyinari daun sang yang pada akhirnya membunuh daun sang yang unik ini.

Semoga daun sang tanaman unik dengan daun mencapai 6 meter panjangnya ini tetap mampu bertahan dari kepunahan meskipun sampai sekarang masih sedikit orang yang mengenalnya apalagi mempedulikannya.

Klasifikasi Ilmiah: Kingdom: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Ordo: Arecales; Famili: Arecaceae; Genus: Johannesteijsmannia; Spesies: Johannesteijsmannia altifrons. Sinonim: Teysmannia altifrons.

Referensi dan gambar: www.pacsoa.org.au/palms/Johannesteijsmannia/altifrons.html; junglegarden.over-blog.com/article-johannesteijsmannia-altifrons-43927336.html;

Kamis, 09 Desember 2010

Pluto, Pelanet atau bukan?

Oke, mungkin dah rada lama topiknya, tapi sayang sekali kalau kita ngga punya arsip tentang topik yang satu ini, bahwa Pluto bukanlah sebuah planet melainkan dwarf (planet kerdil).

Setahun yang lalu, kita dapat menyebutkan sembilan planet dalam solar system kita dan saya yakin kita pasti dapat menyebutkannya dengan benar (atau ada yang lupa apa aja nama2 planet-planet  mata 
muter  nyengir). Malah waktu kita masih SD kita diminta menghapal semua nama-nama planet2 ini, mulai dari yang terdekat dari matahari sampai yang terjauh, juga posisi bumi tentunya. Tapi sekarang sulit dipercaya bahwa ternyata hanya ada delapan planet! Apa yang terjadi sebenarnya, apakah Pluto menghilang begitu saja? Apa yang terjadi dengan Pluto?

Alasan perubahan ini sebenarnya adalah adanya perdebatan akan apakah tiga benda angkasa (Sedna, Quaoar, dan 2003 UB313) termasuk dalam daftar planet. Kemudian pada tanggal 24 Agustus 2006 International Astronomical Union (IAU) mengajukan proposal bahwa hanya ada delapan planet dan Pluto bukanlah planet. Tiap benda angkasa harus memenuhi beberapa kriteria untuk dapat dimasukkan dalam kategori planet :

1. mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang (matahari dalam sistem tata surya kita)
2. memiliki massa tertentu yang dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat)
3. tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya
4. has to “clear the neighborhood” (mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri).

Persyaratan ini tidak sepenuhnya disetujui oleh semua ilmuwan. Astronomer Phil contohnya mengatakan tidaklah tepat untuk mengganti definisi planet menjadi seperti sekarang. Lima hari setelah pengajuan proposal tersebut, lebih dari 300 ilmuwan menandatangani petisi untuk "defisini lebih baik planet". Dan yahh.... Pluto secara "resmi" bukan planet seperti hapalan kita sewaktu SD. Pluto adalah dwarf atau planet kecil.

Hmm... topik ini masih dapat diperdebatkan mengingat para ilmuwan sendiri belum dapat menjelaskan bagaimana planet terbentuk. Butuh waktu bertahun-tahun (mungkin) sebelum dapat memberikan definisi yang lebih tepat mengenai apa itu planet. Seorang dapat mengatakan bahwa kita memiliki sembilan planet sementara yang lainnya mengatakan delapan planet. Keduanya mungkin benar, tergantung opini masing-masing..... sampai kita dapat menjelaskan apa itu planet  kedip
 

Sample text

Sample Text